Jumat, 09 November 2012

BEDA SELERA


 

Baca: Lukas 19:1-10

Melihat hal itu, semua orang mulai bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa. (Lukas 19:7)


Bacaan Alkitab Setahun:
Pengkhotbah 7-12


 Coba bayangkan kejadian ini. Suatu malam kita melihat seorang pendeta sedang duduk bercengkerama dengan para pemuda di pos ronda. Apa reaksi spontan kita? Kita merasa tidak nyaman karena berpendapat bahwa pendeta tersebut tidak bisa menjaga wibawanya. Ataukah kita merasa senang dan kagum karena ada seorang rohaniwan yang bersedia membaur dengan orang kebanyakan?  

Menarik sekali untuk mencari tahu mengapa orang banyak bersungut-sungut terhadap keputusan Tuhan Yesus yang akan menginap di rumah Zakheus (ayat 7). Pastilah karena mereka tidak sepakat dengan keputusan tersebut. Hati mereka terusik karena mereka tahu siapa itu Zakheus. Mereka berkeyakinan bahwa tidak sepatutnya orang saleh bergaul rapat dengan orang yang mereka anggap kurang baik hidupnya. Celakanya lagi mereka dengan cepat menganggap dirinya ada di kubu orang saleh, sehingga mereka sangat terganggu. Di sinilah akar masalahnya. Mereka memiliki cara pandang yang berseberangan dengan Tuhan Yesus. Ironisnya, mereka berharap Tuhan Yesus-lah yang menyesuaikan diri dengan cara berpikir mereka, dan bukan sebaliknya.
Apakah kita sering merasa terganggu dengan apa yang Allah putuskan? Apakah kita sering merasa tidak mengerti jalan pikiran dan tindakan Allah, lalu kita bersungut-sungut? Kalau keyakinan kita banyak yang berseberangan dengan Allah, kita akan banyak menemukan konflik dengan-Nya. Mari kita lihat ulang keyakinan-keyakinan kita. Lalu bandingkan dengan isi hati Allah. Ketika ada yang tidak sejalan dengan selera-Nya, kitalah yang perlu menyesuaikan diri dengan-Nya. Bukan sebaliknya!—PBS


KETIKA KITA BERBEDA SELERA DENGAN ALLAH,
KITA AKAN MENGHADAPI BANYAK MASALAH.


Rabu, 22 Agustus 2012

MENDENGARKAN PERTIMBANGAN


AddThis Social Bookmark Button
Baca: Amsal 18:1-24Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan. (Amsal 18:1)Bacaan Alkitab Setahun:
Yeremia 51-52

Pernahkah Anda merasa enggan sekali bertemu orang lain? Saya cukup sering merasakannya, terutama ketika harus menghadapi orang-orang yang menurut saya menjengkelkan dan kurang menghargai saya. Apalagi jika orang-orang itu pernah terlibat konflik dengan saya. Pada situasi seperti itu, saya lebih suka menyendiri dan mengerjakan hal-hal yang saya sukai.

Meskipun adakalanya kita butuh waktu untuk sendirian, kita perlu berhati-hati dengan kecenderungan menarik diri dari pergaulan. Dengan terus terang, penulis kitab Amsal mengungkapkan tabiat buruk di balik keinginan mengasingkan diri itu. Orang yang menyendiri cenderung memikirkan dirinya semata. Orang lain menjadi gangguan baginya. Kritik dan nasihat, yang bijak sekalipun, ditanggapi dengan kemarahan. Mereka lebih suka berdebat dan mengungkapkan kejengkelannya daripada mendengarkan orang lain. Perilaku demikian bukanlah tindakan yang bijak (ayat 13). Sebaliknya, orang yang bijak adalah yang bersedia mendengarkan kata-kata hikmat (ayat 15), sekalipun ada kalanya hal itu dinyatakan dalam bentuk teguran yang pedas. Mendengarkan orang lain juga melatih kita untuk bersikap rendah hati (lihat ayat 12).

Ketika kita mendengarkan sikap dan kata-kata orang lain yang tidak kita sukai, usahakan untuk tidak serta-merta membantahnya. Sebaliknya, dengarkan lebih banyak apa yang ingin dikatakan oleh lawan bicara kita. Bukalah hati Anda lebar-lebar, renungkan apa yang Anda dengar. Anda akan kagum mengalami bagaimana melalui beragam orang di sekitar Anda, Tuhan menolong Anda memperoleh pengetahuan untuk hidup lebih baik.—HEM 
MARAH SEBELUM MENDENGARKAN MENUTUP PINTU PENGERTIAN.
MENDENGARKAN PERTIMBANGAN MEMBUKA PINTU KEBIJAKSANAAN.



Jumat, 20 Juli 2012

BERTARUNGLAH SAMPAI MENANG


1 Timotius 6:11-13; Mazmur 27:3
”Bertandinglah [fight - bertarunglah] dalam pertandingan iman yang benar [the good fight of faith- pertarungan iman yang baik] dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi” (1 Timotius 6:12).
        Bila seorang petinju ingin meraih sabuk bergengsi dunia seperti kelas berat dunia WBC, WBA atau IBF dia harus terlebih dahulu bertarung di atas ring. Hanya mereka yang bisa bertarung dengan bagus dan benar yang bisa menjadi juara dunia tinju di kelas apa saja.  Pertarungan adalah tempat yang tepat untuk membuktikan siapa sang juara dan siapa si pecundang.

        Tahukah Anda, kita juga memiliki pertarungan. Pertarungan yang kita miliki bukan pertarungan tinju atau olah raga lainnya, tetapi pertarungan iman dan kita harus bertarung dengan baik bila kita ingin hidup kita selalu berkemenangan. Kita bertarung bukan untuk merebutkan sabuk atau piala tetapi mempertahankan iman kita. Mengapa? Karena iman yang kita miliki di dalam roh kita dicobai atau ditantang oleh musuh kita [iblis] melalui keadaan, situasi dan masalah yang ada di sekeliling kita. Tujuannya adalah supaya kita tidak mempercayai bahwa janji-janji Allah itu ”Ya” dan ”Amin.”
        Bila Anda membutuhkan kesembuhan atas penyakit Anda tentunya hanya melalui iman Anda bisa mendapatkannya. Tetapi sebelum kesembuhan itu Anda terima, situasi di sekitar Anda sering tidak mendukung iman Anda. Penyakit Anda bukan bertambah baik, tetapi bertambah buruk. Bahkan dokter berkata, ”Penyakit Anda tidak mungkin disembuhkan.” Pada hal iman Anda berkata, ”Oleh bilur-bilur Yesus aku telah disembuhkan.” Bila ini yang sedang terjadi Anda harus mulai ”Bertandinglah [fight - bertarunglah] dalam pertandingan iman yang benar [the good fight of faith - pertarungan iman yang baik].” Anda harus terus menerus berdiri dan menggunakan iman Anda untuk mengalahkan keadaan atau situasi yang bertentangan dengan janji-janji Allah yang Anda percayai sampai apa yang Allah janjikan itu yaitu kesembuhan datang dalam hidup Anda. Itulah yang disebut ”pertarungan iman yang baik.”
        Bukan hanya untuk janji kesembuhan saja, iman Anda bisa dipergunakan untuk semua janji Allah. ”Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: IMAN kita” (1 Yoh. 5:4).
Renungan:
        Iblis tidak perlu Anda kalahkan sebab dia sudah dikalahkan Yesus Kristus 2000 tahun lalu. Bagian Anda sekarang adalah mendesak dia (iblis) dengan segala triknya untuk keluar dari zona berkat-berkat Allah yang telah disediakan bagi Anda. Jangan biarkan dia menipu Anda!
Iman yang sejati adalah iman yang mengalahkan dunia.

Minggu, 01 Juli 2012

MANA LEBIH AJAIB?



Baca: Yohanes 20:19-29

Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya (Yohanes 20:29)


Bacaan Alkitab Setahun:
Wahyu 1-4


Ketika belia, Corrie ten Boom (wanita Belanda yang banyak menyelamatkan kaum Yahudi dari kekejaman Nazi) mendengar Sadhu Sundar Singh bersaksi. Ketika kecil, Sadhu pernah membenci Yesus, membakar Alkitab, melempari misionaris dengan lumpur. Ia meminta Tuhan menampakkan diri jika Dia memang ada. Sadhu ingin tahu apa benar ada surga dan kehidupan setelah mati. Untuk membuktikannya, ia berpikir harus mati dulu. Maka, ia berencana menabrakkan diri pada kereta api yang melaju. Tiba-tiba cahaya menyilaukan melingkupinya. Dan, seorang laki-laki bertanya, sampai kapan ia akan menyangkal Tuhan yang telah mati baginya. Sadhu melihat lubang di tangan laki-laki itu.

Mendengar kesaksian itu, Corrie ingin mengalaminya juga, agar hidupnya mengiring Tuhan tak ”membosankan”. Namun, saat Corrie menyampaikan hal ini, Sadhu menjawab bahwa sesungguhnya pengalaman Corrie lebih ajaib dibanding pengalamannya: ”Saya harus melihat Yesus supaya bisa percaya, sedangkan Anda sudah memercayai Dia tanpa harus melihat.”

Kata Yesus kepada Tomas: ”Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yohanes 20:29). Sedikit murid bisa bertemu Yesus secara langsung. Namun, lebih banyak yang tak bertemu langsung. Itu sebabnya teguran Yesus kepada Tomas mewakili setiap kita yang belum pernah melihat Tuhan kasatmata. Tuhan menegaskan bahwa bukan itu yang terpenting. Melainkan, apakah kita sungguh bersuka karena Tuhan kita ada dan hidup. Dan, secara pribadi mengalami bagaimana Dia hadir serta dekat dengan kita—dalam peristiwa besar maupun kecil di hidup kita —AW

APAKAH TUHAN TAMPAK SECARA KASAT MATA ATAU TIDAK
YANG TERPENTING DIA ADA, DEKAT, BAHKAN MELINGKUPI KITA

Selasa, 12 Juni 2012

SANG AWAL YANG MENAKJUBKAN

Firman-Nya lagi kepadaku: “Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. (Wahyu 21:6)


Bacaan Alkitab Setahun:
1 Raja-raja 8; 2 Tawarikh 5


Seorang pengkhotbah pernah memperingatkan: “Jalan mana pun yang ditempuh, akan berujung pada Tuhan. Anda pasti akan menemui-Nya, entah sebagai terang dan kehidupan, atau sebagai api dan siksaan.” Ia benar. Tuhan sendiri menyatakan diri-Nya bukan saja sebagai Yang Awal, melainkan juga Yang Akhir. Alfa dan Omega. Alfa adalah huruf pertama alfabet Yunani, Omega adalah huruf terakhir. Pernyataan diri Tuhan ini punya konsekuensi yang serius bagi setiap ciptaan-Nya.

Ada dua “akhir” yang dijelaskan Tuhan dalam bagian firman yang kita baca. Akhir yang pertama adalah akhir bagi mereka yang menang (ayat 7). Mereka akan memperoleh semua yang disebutkan dalam ayat 1-4. Mereka haus akan Tuhan, dan Sang Sumber Hidup akan memuaskan kehausan mereka selamanya (ayat 6). Akhir yang kedua adalah akhir bagi mereka yang tidak menang (ayat 8). Mereka disebut sebagai orang-orang “penakut dan tidak percaya”. Tuhan tidak menarik bagi mereka. Mereka haus akan kekerasan dan pembalasan dendam (keji, pembunuh), haus akan kepuasan seksual di luar cara yang direstui Tuhan (sundal), haus akan kuasa gaib (sihir), haus akan “Tuhan yang sesuai keinginannya” (berhala), haus akan sukses hasil kebohongan (dusta). Bukannya menikmati mata air kehidupan, mereka berakhir dalam lautan api dan belerang.

Bagaimana kita akan menjalani hidup tiap hari dengan kesadaran bahwa Tuhan adalah Sang Omega, Yang Akhir, Pribadi yang akan kita hadapi setelah hidup di dunia ini usai? Apa yang menjadi kehausan Anda dalam hidup ini? Kecuali kita haus akan Tuhan, mendambakan Dia lebih dari segala sesuatu, kita tidak akan dipuaskan pada akhirnya.—ELS

TUHAN, GANTIKANLAH SEGALA KEHAUSANKU
DENGAN KEHAUSAN AKAN ENGKAU









Minggu, 03 Juni 2012

Hati-hati ras dilah

PERMATA GBKP SEBERAYA... MEJUAH JUAH...KAMI MENERIMA SUMBANGAN BERUPA KRITIK DAN SARAN, BAHAN RENUNGAN, ARTIKEL KRISTEN, TUTORIAL BLOGGER DLL DARI PARA PEMBACA, KIRIM via email:permatagbkpseberaya@gmail.com BUJUR TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA.AMIN

Ogen : Pengerana 5 : 5
Thema : Hati-hati ras dilah

     Sekalak guru sekolah mereken tugas palajaren man anak didikna, eme kap  menggambar alu tema,”sesuatu yang sangat menyakitkan ku”. Lit simenggambar tan sekalak perbapan si sangana njemak cambuk, lit ka simenggambar sekalak pernanden sangana nggetuk anakna, deba lit ka simenggambar lidi, kepeken usur ia ipekpeki nandena salu lidi. Tapi lit sekalak anak dilaki, tutus kel ia sangana menggambar dilah alu kata-kata maut. Kenca isungkun kai alasenna, makana gambarna dilah? Emaka ijababna,” arah kerina perbahanen si erbahanca sakit ukurku, dilahlah si erbahanca mengganggu ras terluka pusuhku.” Kepeken kenca iselidiki, bapa ras nandena biasa melasken kata-kata si kasar ras menyakitken.

     Emaka payo bagi si ikataken Jakobus, aminna kitik gia dilah e, banci mbelin pengaruhna. Dilah e bali ras api. Sada kerangen simbelang banci iciluk alu api si kitik. Emaka ola mamang ateta engkai makana banci guntar sada kuta hanya perban dilah ngenca? Mbue persoalen, subuk kerna perubaten, pembunuhen, isebabken kerna dilah si la banci i kontrol. Emaka kai si banci si lakoken gelah dilah si rigan ibas kulanta la curnakenna dirinta?

     Pertama, rukur ras pertimbangken alu mehuli ope sibelasken kata demi kata. Sebab mekatep si terjadi ngerana lebe kita maka rukur, kenca kalak si deban sakit hati ntah pe tersinggung alu perkatanta.
Peduaken, ula boros kata-kata. Seperluna saja kita ngerana. Sabab adi enggo mbue kari kita ngerana la nari terem kata-kata ndai.
Peteluken, usahakan kata-kata si membangun, si positif, si mereken semangat ras mereken pengapul man kalak si deban.

     Pertoton : Tuhan, ajari aku dingen kuasai diriku ras dilahku khususna gelah banci aku ngerana alu mehuli, kata-kata si membangun, si positif kubelasken, Amin.
Pokok Pikiren : Si mengontrol dilahta emekap pikirenta, emeka rukur lebe mehuli maka belasken, siksik lebe maka tindes.
Doa Syafaat : Nandangi ngawan si murahkal melasken kata-kata si la mehuli, la membangun.

Pdt. Larena Br. Sinuhadji

PERMATA GBKP SEBERAYA... MEJUAH JUAH...KAMI MENERIMA SUMBANGAN BERUPA KRITIK DAN SARAN, BAHAN RENUNGAN, ARTIKEL KRISTEN, TUTORIAL BLOGGER DLL DARI PARA PEMBACA, KIRIM via email:permatagbkpseberaya@gmail.com BUJUR TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA.AMIN

Sabtu, 02 Juni 2012

BERDIAM DIRI

Written by Petrus Kwik

Baca: Mazmur 46:1-12

Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Allah! (Mazmur 46:11)


Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 11-14


Henry Weiss—yang telah mengubah namanya menjadi Houdini, adalah ahli meloloskan diri dari berbagai perangkap: tali, pintu sel, borgol, dan sebagainya. Namun, suatu kali saat berada di penjara kecil bernama British Isles, ia kesulitan mengutak-ngatik kunci sel tersebut. Biasanya, dalam tiga puluh detik ia dapat membuka kunci sel, tetapi kali ini tidak. Ia pun lelah, frustrasi, dan putus asa. Maka, ia tak lagi berbuat apa-apa. Ia terdiam, lalu menyandarkan diri ke pintu. Anehnya, pintu itu segera terbuka sebab ternyata tidak terkunci! Ketika berdiam diri, ia justru menemukan penyelesaian masalahnya.

Ini mungkin peristiwa langka. Namun, ia mengingatkan kita bahwa dalam hidup yang penuh masalah ini, kita perlu punya waktu-waktu khusus untuk berdiam diri—khususnya di kaki Tuhan. Berdiam diri membuat pikiran kita tenang, emosi kita terkendali, dan kita mendapat hikmat Tuhan untuk mengatasi masalah. Sayangnya, kerap kali kita tidak berdiam diri di kaki Tuhan saat masalah datang. Kita malah memikirkan sendiri masalah yang sedang kita hadapi, dan sibuk mencari cara untuk mengatasinya. Hasilnya, kita frustrasi dan putus asa.

Jadi, mengapa kita tidak mencoba menyerahkan semuanya kepada Tuhan? Ketika melakukannya, pemazmur mengalami bagaimana Tuhan bertindak. Dan, ia bersaksi bahwa Allah itu “tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti” (ayat 2). Jalan keluar serta jawabannya barangkali di luar dugaan kita, bahkan sangat berbeda dengan cara-cara yang sudah kita bayangkan. Jika Dia terbukti dapat selalu menolong, mengapa kita menunda untuk duduk diam di kaki-Nya? —PK

TUHAN TAK PERNAH KEKURANGAN CARA UNTUK MENOLONG KITA
JADI MENGAPA KITA TIDAK MENGANDALKAN DIA?

Kamis, 31 Mei 2012

Bertobat Dengan Sungguh

PERMATA GBKP SEBERAYA... MEJUAH JUAH...KAMI MENERIMA SUMBANGAN BERUPA KRITIK DAN SARAN, BAHAN RENUNGAN, ARTIKEL KRISTEN, TUTORIAL BLOGGER DLL DARI PARA PEMBACA, KIRIM KE permatagbkpseberaya@gmail.com BUJUR TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA.AMIN


- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 September 2009 -

Baca: Yehezkiel 33:1-20

"Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup karena itu." Yehezkiel 33:19

       Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa, dosa dan tabiat dosa mengikuti dan menjadi bagian dalam diri manusia sehingga kita dilahirkan ke dalam dunia dengan segala kecenderungan hati untuk selalu melakukan kejahatan (baca Kejadian 6:5). Daud menyadari hal itu dan berkata, "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku." (Mazmur 51:7). Jadi, sesungguhnya kita ini adalah manusia berdosa yang pantas untuk menerima hukuman.
   Namun kita patut bersyukur kepada Allah, Bapa kita, yang oleh karena kasihNya menganugerahkan PuteraNya, Yesus Kristus, untuk mati di salib. Darah Kristus mendamaikan kita dengan Allah, kita tidak lagi menjadi seteru Allah. Kristus "...telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran." (1 Petrus 2:24). Setelah menerima anugerah keselamatan kita harus dengan sungguh-sungguh hidup dalam pertobatan. Kita harus bertobat dari dosa! Kita tidak dapat menerima anuegerah Tuhan lalu tetap tinggal dalam dosa, karena Tuhan telah mencurahkan anugerahNya sewaktu kita masih berdosa dan kini dosa kita telah diampuni dan kita disucikan. 
     Hidup dalam pertobatan itu suatu perintah, bukan sekedar himbauan! Kita harus dengan sadar meninggalkan dan menolak segala perbuatan dosa. Karena itu mari mencermati hidup kita, hal-hal apa yang sekiranya akan menyeret kita lebih jatuh ke dalam dosa: apakah lingkungan, tontonan atau bacaan yang negatif, serta pergaulan kita, sebab "Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33) dan "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20). Semua perbuatan daging (baca Galatia 5:19-21) harus ditinggalkan.
     Kita harus berhenti berbuat dosa dan menghindarkan diri dari jebakan dosa itu. Kita memang masih hidup di dunia yang penuh dosa, namun kita harus memilih untuk hidup sesuai kehendak Tuhan setiap hari, karena pertobatan tidak dapat dilakukan hanya sekali seumur hidup, melainkan suatu proses terus-menerus dalam hidup kita.

Jika tidak sungguh-sungguh bertobat, kita akan binasa!
PERMATA GBKP SEBERAYA... MEJUAH JUAH...KAMI MENERIMA SUMBANGAN BERUPA KRITIK DAN SARAN, BAHAN RENUNGAN, ARTIKEL KRISTEN, TUTORIAL BLOGGER DLL DARI PARA PEMBACA, KIRIM KE permatagbkpseberaya@gmailcom. BUJUR TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA.AMIN

Selasa, 29 Mei 2012

Meminta Maaf

Baca: Matius 5:21-26
Sebab itu, jika engkau . . . teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, . . . pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu. —Matius 5:23-24

      Mark telah mengecewakan temannya. Ia datang terlambat di restoran tempat ia seharusnya bertemu dengan teman itu. Temannya tersebut telah pergi. Dengan penuh rasa penyesalan, Mark membeli sebuah kupon makan dari restoran tersebut dan berhenti di sebuah toko kartu setempat untuk mencari selembar kartu permintaan maaf. Ia pun heran, karena di antara ratusan kartu yang ada, tidak banyak kartu yang berisi pesan “mohon maaf atas perbuatan saya” dan itu pun letaknya di bagian terpencil dari toko itu. Ia membeli salah satu kartu tersebut dan memberikannya kepada sang teman yang ternyata bersedia menerima permintaan maafnya.
      Meski kartu permintaan maaf tidaklah populer, akan tetapi permintaan maaf sering dibutuhkan dalam relasi kita. Meminta maaf adalah perbuatan yang alkitabiah. Yesus memerintahkan para pengikut-Nya untuk berdamai dengan mereka yang tersinggung karena perbuatan kita (Mat. 5:23-24; 18:15-20). Paulus berkata, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” (Rm. 12:18). Hidup dalam perdamaian kemungkinan besar memerlukan banyak permintaan maaf.
      Permintaan maaf adalah hal yang sulit untuk dilakukan karena diperlukan suatu sikap rendah hati untuk mengakui kesalahan kita, dan mungkin ini tidak serta-merta bisa kita lakukan. Meski demikian, bertanggung jawab dalam suatu situasi ketika kita bertindak salah dapat membawa kesembuhan dan pemulihan dalam suatu relasi.
Apakah Anda telah mengecewakan seseorang? Buanglah kesombongan Anda dan mintalah maaf—bahkan ketika Anda tidak dapat menemukan kartu untuk menolong Anda mengatakannya. —AMC
Kapan pun Anda menyinggung teman,
Mintalah maaf dan berdamailah;
Karena jika Anda mengakui kesalahan,
Anda terhindar dari pertengkaran yang sia-sia. 
Cara terbaik untuk berdamai adalah dengan meminta maaf.


Sabtu, 26 Mei 2012

Humor sejenak...mari senyum2.. ^_^



Humor disini dimaksudkan untuk, menambah sukacita, menambah gairah dalam pelayanan dan tidak dimaksudkan untuk memojokkan seseorang apalagi menyangkut sara.
 
JADILAH ORANG YANG FLEKSIBEL

Seorang pemuda yang akan berangkat ke ladang misi pamit kepada Pendetanya.
Pemuda: "Pak, tolong doakan, besok saya akan pergi ke ladang misi."
Pendeta: "Pergilah, Nak. Hati-hatilah di negeri orang, kau harus pandai bergaul, supaya banyak memenangkan jiwa."
Pemuda: "Bagaimana resepnya, Pak?"
Pendeta: "Ya, kalau kamu bertemu dengan tukang tahu, bicaralah soal tahu. Jika bertemu dengan tukang lontong, bicaralah soal lontong, dan jika bertemu dengan tukang sayur, bicaralah soal sayur."
Pemuda: "Bagaimana jika bertemu dengan ketiganya, Pak?"
Pendeta: "Ya, bicaralah soal gado-gado, Nak."
(Sumber: Manna Sorgawi)



MENCOBAI

Jono pengkhotbah muda. Dengan semangat Jono berkata,
"Kalau ditampar pipi kirimu, berikan pipi kananmu!"
Perkataan itu selalu di ulang-ulang dalam khotbahnya, sehingga Budi yang mendengar khotbahnya ingin menguji perkataan Jono.
Selesai khotbah Budi langsung menampar pipi kiri Jono dan Jono memberi pipi kanannya juga untuk ditampar.
... Dua hari kemudian Jono meninju muka Budi. Sembari menahan sakit, Budi protes kepada Jono: "Kok kamu membalasnya?"
Dengan santai Jono menjawab: "Apa yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai... dan bisa berlipat ganda"
(Sumber diedit dari kiriman: Jan Lian Tondang)

SEMAKIN BAIK

Seorang anak kecil berada di pangkuan opanya. Setelah memandangi pipi opanya yang sudah banyak kerutnya, si kecil Christo bertanya kepada opanya.
Christo: "Opa, apa Tuhan menciptakan Opa?"
Opa: "Ya, sayang. Tuhan menciptakan Opa beberapa puluh tahun yang lalu."
Christo: "Opa, apa Tuhan menciptakan Christo juga?"
Opa: "Tentu, sayang. Beberapa waktu kemudian Tuhan menciptakan Christo juga."
Christo: "Ternyata buatan Tuhan semakin lama semakin baik ya, Opa..."
(Sumber : Manna Sorgawi)

NYESEL SELANGIT
Kita memang tidak boleh menyesali apa yang sudah terjadi, tapi apa mau dikata, penyesalan selalu terjadi tanpa bisa kita cegah. Mari kita simak berapa lama kita menyesal kalau salah menentukan suatu pilihan.
Menyesal bermenit-menit kalau telat nonton konser
Menyesal berjam-jam kalau salah pilih kostum
Menyesal berhari-hari kalau salah makan
Menyesal berbulan-bulan kalau salah pilih pacar dan tukang cukur
Menyesal satu tahun kalau sering bolos sekolah
Menyesal lima tahun kalau salah pilih Presiden
Menyesal selama-lamanya kalau salah pilih "JALAN"...
("Aku inilah "JALAN" -- (Tuhan Yesus) dan kebenaran dan hidup......")
[Sumber diedit dari kiriman: Hari Prasetio]


 



Bukan aku Tapi Yesus

Jika ada 1.000 orang yang rindu kamu , aku ada didalamnya .....
Jika ada 100 orang yang menyayangimu pasti aku termasuk salah satunya ...
Jika ada 10 orang yang betul betul peduli kamu , percayalah salah satunya adalah aku ....
Tetapi jika ada 1 orang yang mau mati dan bangkit kembali untukmu , sorry itu bukan aku, tapi itu Jesus Kristus ....
Hanya Dia yang rela mati dan bangkit untukmu
(Sumber: Yunus-Solo)




ALLAH SAKIT

Setelah kebaktian Natal sekolah minggu selesai, Sita pulang dan dengan wajah sedih berkata pada ibunya, "Tuhan Allah sedang sakit keras, Bu."
"Mustahil," jawab ibunya, "Siapa yang mengatakan hal seperti itu kepadamu?"
"Tadi salah satu guru mengumumkan: 'Saya terpaksa menyampaikan kabar dukacita ini di tengah sukacita Natal pada kalian. Pagi ini Allah
memanggil salah satu guru sekolah minggu, yaitu Dokter Danu yang baik itu ke surga.'"(Sumber:E-Humor)

MELAYANI SAJA
Karena jengkel dengan kebandelan anak-anaknya, sebelum berangkat ke luar negeri, Pak Mario meninggalkan pesan yang ia kutip dari Matius
20:26. Dan begitu anak sulungnya membaca pesan itu, ia cepat-cepat mendekati adiknya.
"Hei, Bolly, kemarin kau bilang kau ingin jadi pembesar."
"Iya! Memang kenapa?" jawab adiknya. "Jadi pembesar kan enak. Tinggal perintah ini dan itu dengan jari telunjuk, lalu marah-marah dengan
kepalan di tangan."
"Bagus! Kalau begitu, tolong semirkan dulu sepatuku ini!"
"Ha! Apa hubungannya?"
"Nih, baca pesan Papa: Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu."
"Huuuh...!"
(Sumber : Senyum Sana-Sini )


KHOTBAH
Pendeta memberitahu jemaatnya, "Minggu depan saya merencanakan untuk berkotbah tentang dosa kebohongan. Untuk membantu anda memahaminya, saya ingin anda semua membaca Markus pasal 17."
Pada Minggu berikutnya, ketika bersiap menyampaikan kotbahnya, dia berkata, "Saya ingin tahu berapa banyak di antara anda telah membaca Markus 17."
Semua orang mengacungkan jarinya.
Pendeta itu tersenyum dan berkata, "Markus hanya memiliki 16 pasal. Sekarang saya akan memulai kotbah saya tentang dosa kebohongan."


sumber :http://www.sahabatsurgawi.net 












 


Jumat, 25 Mei 2012

MERASA BENAR

Published on Thursday, 24 May 2012 00:00 Written by Elisabeth Chandra
Baca: 1 Korintus 8:1-12

Jika ada orang yang menyangka bahwa ia mempunyai suatu “pengetahuan”, maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya. Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah. (1 Korintus 8:2-3) 

 Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 23-25

     Seorang teman pernah mengeluhkan pemain basket dalam tim yang dilatihnya. “Memang mainnya bagus, tetapi main sendiri, tidak pernah memberi bola untuk yang lain,” jelasnya. Si pemain hebat begitu berpusat pada dirinya sendiri. Dalam pandangannya ia berbuat yang benar dengan menghasilkan poin demi poin bagi timnya, tetapi dari kacamata pelatih ia sedang mematikan semangat dan potensi yang ada dalam tim.

     Beberapa orang dalam jemaat di Korintus juga berpikir bahwa mereka sedang melakukan apa yang benar, menegaskan kemerdekaan orang percaya di dalam Kristus (ayat 4-6, 8). Namun, mereka tidak memperhatikan keberatan-keberatan nurani sesama saudara seiman. Tuhan tahu hati mereka (ayat 3). Jika mereka mengasihi Tuhan, mereka akan memikirkan bagaimana agar sikap mereka dapat membangun sesama umat Tuhan (ayat 1). Namun sebaliknya, karena mereka tidak punya kasih, pengetahuan mereka menjadi batu sandungan bagi orang lain. Betapa tragis jika seseorang merasa diri benar, tetapi ternyata ia telah berdosa di mata Tuhan (ayat 12).

     Semua orang yang percaya kepada Kristus akan menjadi saudara-saudara kita dalam kekekalan. Ada yang beribadah di gereja yang sama, ada yang berbeda. Ada yang kita jumpai setiap hari, ada yang hanya sebentar. Ada yang menyenangkan, ada yang menjengkelkan. Bagaimana ucapan dan tindakan kita kepada mereka jika dipandang dari kacamata Tuhan? Adakah Dia mengenal kita sebagai anak-anak-Nya yang mengasihi Dia? Satu tindakan kasih apa yang dapat kita lakukan untuk membangun saudara-saudara kita hari ini?—ELS 

PENGETAHUAN + KASIH = TINDAKAN MEMBANGUN




Minggu, 20 Mei 2012

BERKELUH KESAH


AddThis Social Bookmark Button
Baca: Ayub 7:1-21

Oleh sebab itu aku pun tidak akan menahan mulutku,  aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku, mengeluh dalam kepedihan hatiku (Ayub 7:11)


Bacaan Alkitab Setahun:
Hosea 1-4


Setiap kali Pendeta Matt selesai berkhotbah, David selalu menambahkan hal yang dianggapnya kurang atau tidak tepat. Mula-mula Matt bisa menerima. Namun, setelah 2 tahun dikritik terus, ia pun marah. “Apa maksudmu selalu mengkritik khotbahku?” tanya Matt. David kaget. Ia berkata, “Maaf, Pak Matt, saya tak bermaksud apa-apa. Saya orang Yahudi. Kami biasa memperdebatkan Alkitab. Setiap kali saya berharap Bapak menyanggah kritikan saya, supaya terjadi dialog yang menarik. Dari situ kita bisa makin akrab!”

Sejak dulu, orang Yahudi biasa berdialog terbuka kepada Tuhan maupun sesama. Saat berdoa, mereka berani membahas segala topik, termasuk yang tidak menyenangkan: kekecewaan, keluh-kesah bahkan kemarahan. Ini tampak dari syair-syair Mazmur, Ratapan, juga dari doa Ayub. Ia mengeluh karena hari-hari hidupnya terasa hampa dan sia-sia (ayat 1-7). Ia ingin segera mati (ayat 8-10). Ia menuduh Tuhan memberinya mimpi buruk waktu tidur (ayat 12-15). Ia kecewa Tuhan membuatnya menderita, padahal ia hidup baik-baik (ayat 20-21). Tidak semua perkataan Ayub benar. Belakangan Tuhan menegur kata-katanya yang “tidak berpengetahuan” (Ayub 38:2). Namun, keluh kesahnya didengar! Dengan jujur mencurahkan isi hati, Ayub dapat menghadapi kekecewaan dengan cara sehat. Ia tidak membenci Tuhan atau melukai diri sendiri.

Apakah Anda kecewa terhadap Tuhan, gereja, atau sesama? Daripada bersungut-sungut di depan orang, lebih baik curahkan isi hati Anda kepada-Nya. Bapa di surga tahu kegundahan hati Anda. Dia akan menghibur sekaligus menegur cara pandang Anda yang keliru. Damai pun akan kembali hadir di hati —JTI

BERKELUH-KESAH TIDAKLAH SALAH
ASAL DISAMPAIKAN KEPADA ALLAH

Sabtu, 19 Mei 2012

GEGABAH

AddThis Social Bookmark Button
Baca: 1 Samuel 14:24-35

Lalu kata Yonatan: ”Ayahku mencelakakan negeri; coba lihat, bagaimana terangnya mataku, setelah aku merasai sedikit dari madu ini”  (1 Samuel 14:29)


Bacaan Alkitab Setahun:
Daniel 1-3


Pada tahun 1930-an, untuk mengatasi wabah kumbang perusak tanaman tebu di Australia, pemerintah setempat dengan gegabah mengimpor sejenis katak khas Amerika Latin tanpa memikirkan dampak lingkungannya. Keputusan ini ternyata bukan hanya gagal menyelesaikan masalah yang dihadapi, malah kemudian menjadi masalah besar bagi Australia hingga saat ini. Sebab, katak-katak ini berkembang biak tanpa bisa dikontrol dan mengganggu keseimbangan ekosistem di sana. 

Keputusan yang gegabah cenderung menimbulkan masalah yang tidak perlu. Hal serupa juga pernah terjadi pada bangsa Israel dalam masa pemerintahan Raja Saul, seperti yang tercatat dalam perikop Alkitab kita hari ini. Saat itu bangsa Israel sedang berperang melawan orang Filistin. Dalam keadaan terdesak, Saul memaksa semua orang berpuasa (ayat 24). Ini tentu keputusan yang ganjil, sebab bagaimana bangsa itu bisa berperang dengan tangguh jika mereka lapar dan haus (ayat 29-30)? Selanjutnya, meski Tuhan memberi kemenangan, akibat rasa lapar yang diderita orang Israel karena titah Saul, mereka merayakan kemenangan dengan cara yang tidak pantas (ayat 32). Tindakan gegabah ini akhirnya menjadi salah satu catatan buruk dalam sejarah pemerintahan Raja Saul.

Setiap kali kita hendak berkata-kata, bertindak, apalagi mengambil keputusan, ambillah waktu untuk memikirkan dan mempertimbangkan dengan matang. Pikirkan tujuan dan akibat tindakan tersebut, dampaknya bagi diri kita sendiri, orang lain, masyarakat, khususnya bagi Tuhan. Dengan demikian, akan ada banyak masalah, kesulitan, dan tragedi yang bisa kita hindarkan —ALS

BERPIKIRLAH SEBELUM BERTINDAK
SEBAB GEGABAH HANYA MENDATANGKAN MUSIBAH

Jumat, 18 Mei 2012

HANGATKAN HATINYA

AddThis Social Bookmark Button
Baca: Kejadian 50:15-21

”Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.” Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya (Kejadian 50:21)


Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 46-48


Orang yang merasa bersalah, biasanya juga takut. Pernahkah Anda dikejar-kejar oleh dua perasaan yang saling terkait ini? Sebuah tindakan jahat di masa lalu bisa terus tersimpan di ingatan pelakunya, kecuali si pelaku sudah berhati batu. Jika hati Anda lembut, rasa bersalah itu akan terus menghantui dan membuat hidup tidak tenang. Itulah yang terjadi pada saudara-saudara Yusuf.

Mereka sangat menyadari kesalahan mereka di masa lalu. Maka, ketika Yakub meninggal, mereka kembali dihinggapi ketakutan, bahwa Yusuf akan membalas kejahatan mereka dan tidak lagi bersikap baik kepada mereka. Maka, setelah tujuh belas tahun hidup bersama di Mesir, mereka kembali memohon pengampunan Yusuf atas kesalahan mereka di masa lalu.

Bahkan mereka menyatakan bersedia menjadi budak Yusuf. Bagaimana sikap Yusuf? Yusuf menunjukkan bahwa sikapnya tetap sama; baik semasa Yakub masih hidup maupun setelah Yakub tiada. Yusuf memang tak lupa pada kejahatan mereka dulu. Namun, Yusuf telah menemukan makna peristiwa masa lalu itu; yakni agar ia dapat memelihara hidup suatu bangsa yang besar (ayat 20). Jadi, ia melegakan hati saudara-saudaranya dengan berkata: ”Jangan takut”. Sikap, kata, refleksi, dan tindakan Yusuf menenangkan dan menghibur hati mereka.

Bagi Anda yang dirundung ketakutan karena rasa bersalah, sungguh menenangkan hati jika Anda segera menuntaskannya. Bagi Anda yang berada di posisi seperti Yusuf, janganlah menunda untuk melegakan hati orang yang datang kepada Anda dengan rasa takut dan sesal. Segera hangatkan hatinya dengan pengampunan dan harapan baru —DKL

CINTA DAN PENGAMPUNAN YANG SEJATI
SANGGUP MENGHANGATKAN KEBEKUAN  HATI

Kamis, 17 Mei 2012

FATAMORGANA

AddThis Social Bookmark Button
Baca: Yesaya 41:17-29

Aku akan membuat padang gurun menjadi telaga dan memancarkan air dari tanah kering (Yesaya 41:18)


Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 29-32


Melintasi gurun adalah perjalanan yang sukar. Apalagi jika dijalani berminggu-minggu. Panas membakar dan haus yang tak tertahankan kerap membuat banyak orang disesatkan fatamorgana (bayangan semu, seperti melihat mata air).

Saat Israel hidup dalam pembuangan, hidup mereka sungguh menyesakkan—seperti melintasi gurun. Namun, mereka tak ”disesatkan oleh fatamorgana” sebab tangan Allah yang kuat memimpin mereka (ayat 17-19), dan  bangsa-bangsa lain mengakui hal itu (ayat 20). Kuasa Allah melucuti para penguasa dunia, berhala, dan ilah-ilah dunia yang kerap menjadi ”fatamorgana” penyesat manusia (ayat 21). Mereka tak dapat mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan (ayat 22-23). Mereka tak berdaya menolong diri sendiri (ayat 24). Mereka tak berdaya mencegah kuasa Allah untuk meninggikan atau merendahkan seseorang (ayat 25-27). Mereka tak mampu menyelami rencana yang sedang Allah wujudkan melalui sejarah dunia ini.

Sebagai pengembara di dunia ini, setiap orang dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, mengikuti ”fatamorgana” yang menyesatkan. Yakni, mengejar kenikmatan hidup dengan memuaskan nafsu: belanja, pesta, kemakmuran, harta benda, gengsi, dan sederet ambisi lain yang dipakai orang sebagai ukuran keberhasilan dan kebahagiaan. Kedua, menjaga hidup tetap berpaut kepada Allah, serta memperhatikan dan berusaha menerapkan kebenaran firman-Nya. Pilihan pertama memberi kenikmatan, tetapi hanya sementara dan menghancurkan. Pilihan kedua memang tak mudah, karena harus melewati lorong-lorong terjal. Namun sejarah membuktikan bahwa bersama Dia, selalu ada hidup yang berkemenangan —SST

BIARLAH MATA KITA TERUS TERTUJU KEPADA YESUS TUHAN
HINGGA TAK ADA FATAMORGANA DUNIA BISA MENGALIHKAN TUJUAN

Rabu, 16 Mei 2012

SI PENGKRITIK

AddThis Social Bookmark Button
Baca: Nehemia 4:1-6

Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai, berdiam diri (Amsal 11:12)


Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 5-7


Apa gunanya membangun gedung baru? Gereja ini hanya memikirkan diri sendiri. Tidak mau mengabarkan injil!” seru si Ali ketika mendengar rencana perluasan dan pembangunan gerejanya. Sekilas kritiknya terdengar rohani. Padahal ia hanya suka mengkritik. Ia sendiri tidak tertarik mengabarkan Injil. Ia hanya menempatkan diri sebagai oposan—yang menentang apa pun kebijakan pengurus gerejanya. Rupanya Ali sakit hati karena merasa diri layak menjadi pengurus, tetapi tak pernah terpilih. 

Sanbalat juga seorang pengkritik. Gubernur Samaria ini berniat menguasai daerah Yudea juga. Ambisinya terancam gagal saat Nehemia datang dengan ide membangun kembali tembok Yerusalem. Semua penduduk Yudea mendukungnya. Sanbalat pun langsung mengkritik. Menurutnya, pekerjaan itu sia-sia. Potensi umat tidak cukup. Tembok yang dibangun pasti tidak kokoh. Diloncati anjing hutan saja bakal roboh! (ayat 3). Kritik negatif itu tentu menyakitkan hati Nehemia dan umat yang sedang bersemangat membangun tembok. Namun, Nehemia tidak membalas dengan makian. Diadukannya perkara ini pada Tuhan. Ia berdoa, mencurahkan keluh-kesahnya, lalu meneruskan pembangunan. Dan, Tuhan menguatkan dan membuatnya berhasil!  

Apakah Anda dikenal sebagai si pengkritik? Kritikan negatif bisa mengecewakan dan mematahkan semangat orang. Berhati-hatilah. Sebaliknya, apabila Anda dikritik saat sedang melakukan apa yang benar, jangan membalas. Bawa keluh-kesah itu kepada Tuhan. Dia akan menenangkan hati dan pikiran Anda. Dia juga akan memberikan semangat untuk maju lagi dengan kekuatan baru —JTI

JIKA ANDA TIDAK BISA MENGATAKAN APA PUN YANG BAIK
LEBIH BAIK JANGAN KATAKAN APA PUN


Selasa, 15 Mei 2012

PERCAYA RAMALAN BINTANG?

Baca: Ulangan 18:9-22

Sebab bangsa-bangsa yang daerahnya akan kaududuki ini mendengarkan kepada peramal atau petenung, tetapi engkau ini tidak diizinkan Tuhan, Allahmu, melakukan yang demikian. (Ulangan 18:14)


Bacaan Alkitab Setahun:
Mazmur 3-4, 12-13, 28, 55


Orang kristiani membaca Horoskop, bolehkah? Barangkali sebagian menjawab: “Boleh saja, kan tidak memercayainya” atau “Ah, saya cuma iseng saja, kok. Tidak ada maksud mendalami, apalagi memercayai.” Sebagian yang lain dengan tegas berkata tidak pada horoskop, karena itu artinya praktik ramal yang adalah dosa. Apa kata Alkitab tentang hal ini?

Praktik ramal meramal sudah ada sejak zaman bangsa Israel. Tuhan mengingatkan mereka bahwa praktik-praktik semacam itu akan banyak dijumpai ketika mereka masuk negeri Kanaan (ayat 9, 14). Umat Tuhan haruslah mendengarkan suara Tuhan, dengan cara yang Tuhan tentukan (ayat 15). Meminta petunjuk pada dewa, arwah, roh peramal, orang mati, atau hal-hal lain di luar cara Tuhan, berarti pemberontakan terhadap Tuhan (ayat 11-12; bandingkan Imamat 19:26, 31). “Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi Tuhan” (ayat 12).

Masalah horoskop jauh melampaui soal boleh atau tidak boleh membaca. Ini masalah hati yang berpaut pada Tuhan sebagai satu-satunya otoritas dalam hidup. Kita perlu menyelidiki hati: mengapa saya lebih banyak mencari petunjuk akan masa depan di luar firman Tuhan? Tidakkah itu berarti saya meragukan petunjuk-Nya? Waspadalah! Hal itu tidak sepele di mata Tuhan! Jangan pula merasa sudah benar jika kita tak pernah membaca horoskop. Bisa jadi kita tidak membaca karena tidak ingin dipandang negatif, namun sebenarnya kita juga mencari petunjuk dalam hal-hal lain. Hati yang berpaut kepada ilah lain, itulah kekejian bagi Tuhan.—NDR

PANCANGKAN TINGGI-TINGGI TIANG KEKUDUSAN
UNTUK MENOLAK SEGALA KEKEJIAN YANG MENDUKAKAN TUHAN

Senin, 14 Mei 2012

MATERIALISME


Baca: Kejadian 13:1-13; 14:11-12

Juga Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa musuh, lalu mereka pergi—sebab Lot itu diam di Sodom (Kejadian 14:12)


Bacaan Alkitab Setahun:
Matius 4-7


Xiao Zheng ingin sekali memiliki iPad2, komputer tablet canggih, tetapi tidak punya uang. Suatu ketika, remaja China ini membaca iklan online yang menawarkan uang 29 juta rupiah bagi orang yang mau mendonorkan ginjalnya. Tanpa pikir panjang, Xiao Zheng menjual ginjalnya. Setelah dioperasi di rumah sakit, uang yang diperoleh ia habiskan untuk membeli iPad2, notebook, dan iPhone. Demi memiliki gadget dengan usia pakai hanya 5 tahun, ia korbankan organ tubuh yang diperlukan untuk hidup puluhan tahun!

Inilah jebakan materialisme. Ketika materi dianggap sebagai hal yang terpenting, orang diperhamba olehnya. Apa pun dan siapa pun bisa dikorbankan demi mendapatkannya. Lot contohnya. Ia tahu Sodom bukan tempat tinggal yang ideal. Penduduknya “sangat jahat dan berdosa terhadap Tuhan” (Kejadian 13:12). Namun, lokasinya yang berada di lembah subur menjanjikan kemakmuran dan kesuksesan. Lot pun terpikat. Walau sudah kaya, ia ingin menjadi lebih kaya. Maka, ia memilih tinggal di Sodom. Istri dan anaknya dikorbankan untuk tinggal di lingkungan yang buruk. Hasilnya? Kehancuran. Suatu hari, musuh menyerang. Dalam sekejap harta bendanya lenyap. Keluarganya pun ditawan musuh: menghadapi penyiksaan, penjara, dan kematian! Untung Abram datang menolong. Abram—walau kaya raya, hidup dalam ketaatan pada Tuhan dan kasih kepada sesama.  

Tamak akan harta bisa mendorong kita melakukan apa yang salah. Atau, pergi ke tempat yang tidak seharusnya. Materialisme menawan dan memperhamba. Jangan biarkan ia bersarang dalam hati dan pikiran Anda! —JTI


MATERIALISME MEMBERI ANDA PEMAHAMAN KELIRU
BAHWA ANDA TAK BISA BAHAGIA SEBELUM PUNYA INI DAN ITU


Jumat, 11 Mei 2012

IKAN BESAR


Baca: Yunus 1:17-2:10

Maka atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. (Yunus 1:17)


Bacaan Alkitab Setahun:
Mazmur 65-67; 69-70

   Orang Ibrani mempunyai keyakinan bahwa “dunia orang mati” itu berada di bawah. Ya, jauh di kedalaman di bawah sana. Gelap; mengerikan; jauh dari hadirat Tuhan. Ketika Yunus dilempar ke dalam lautan yang sedang bergelora, pastilah ia merasa bahwa dirinya sedang dikirim ke “dunia orang mati” itu. Ternyata tidak! Seekor “ikan besar” menelannya atas perintah Tuhan!

     Yunus berada di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam. Ia menyadari, ternyata di pusat lautan, ia masih hidup (ayat 3). Tuhan belum selesai berurusan dengannya. Yunus bukan saja dikejar-Nya dengan “badai besar” (lihat Yunus 1:12), melainkan juga ditangkap-Nya dengan “ikan besar”. Kini, ia layaknya seorang anak dalam genggaman erat tangan bapanya. Yunus sadar, jika “badai besar” dan “ikan besar” saja taat kepada Tuhan, bukankah sepatutnya ia mematuhi panggilan Tuhan? Ia teringat kepada Tuhan (ayat 7). Dan, dalam kesempatan hidup yang kedua itulah Yunus bertekad memenuhi nazarnya kepada Tuhan—dalam rasa syukur, Yunus berdoa kepada Tuhan (ayat 9). Perut ikan itu seolah malah menjadi sebuah ruang doa yang hening—bukan kuburan sepi baginya.

     Apakah kita merasa tengah berada di “perut ikan besar” yang menelan kita setelah kesalahan besar yang kita lakukan pada masa lampau? Mungkin itu adalah kondisi sakit parah, ekonomi yang sedang jatuh, studi yang gagal, cinta yang kandas, atau bahkan jeruji penjara. Tuhan belum selesai dengan kita. Berpalinglah kepada-Nya dan berdoalah, dengan diiringi keyakinan bahwa kondisi kini—apa pun itu—justru dapat Dia pakai sebagai “perut ikan” yang akan mengembalikan kita kepada tujuan-Nya yang mulia.— PAD


SEKALIPUN RENCANA KITA GAGAL TERLAKSANA,
TUHAN TAK PERNAH GAGAL MEMENUHI RANCANGAN-NYA.

Kamis, 10 Mei 2012

Alemilah Kami Tuhan

Ogen  : Keluaren 34: 9
Alemilah Kami Tuhan

            Ngakui kesalahen, kelemahen, kekurangen ras dosa labo hal si mesukah. Apalagi ka ngerana kerna kejahaten ras dosa jelma enterem. Tapi eme silakoken Musa selaku pemimpin bangsa Israel, bangsa si enggo ngelakoken kejahaten ras dosa man Tuhan, bangsa si mekeng. Alu nembah erjimpuh, ayona seh ku taneh, mindo ia gelah Dibata tetap erkeleng ate ras nggit ngalemi salah bangsa Israel.
            Kai si memotivasi Musa mindo pengelemi dosa idur Dibata nari? Jababna eme:
1.    Ietehna ras itandaina Dibata e, Tuhan si mada kuasa siperkuah ras perkeleng.
2.    Ietehna   ka pe adi lakin erkiteken keleng ate Dibata, labo ngasup bangsa e ndarat ibas kiniseranna nari. Sebab labo lit si man andalenken (bangsa e bangsa si sangana ibas perdalanen, labo lit wilayahna, labo lit kekuaten militer simbisa, labo lit pemerintahen si pentar.

Emaka adi la keleng ate Tuhan, kernep me bangsa e. enda jadi perenungen man banta. Adi la kin keleng ate Tuhan e si arapken, lit kin dalanna kita ngasup ngalaken perbeben e? Adi la kin pengalemen ibas Dibata nari, lit kin dalanta ermegah ibas doni enda.

Pertoton         : Alemi kami Tuhan, alu e ngenca kami mejuah-juah ibas geluh kami.
Pokok Pikiren: Ula nari kita mekeng, dalankenlah singena ateNa
Doa syafaat   : Pemimpin, pemerintah Indonesia gelah banci bagi Musa ngasup mindo pengalemen dosa idur Dibata nari guna bangsana.

                                                                                    Pdt. Irama Purba

 

Rabu, 09 Mei 2012

Gegeh Kiniteken



         Goliat, Panglima Pilistin, erperang alu ngasamken gegehna saja. Dagingna si mbelin mbestang erbajuken ras ertopiken besi, tahan takil tah ilembing. Daud si umurna nguda denga, la erpengalamen ibas perang. Alu make paken permakan saja Daud ngelawan Goliat alu maba 5 ngkibul batu rikut kalimbawang. Tapi la keberadanna e penalemenna tapi gegeh kinitekenna asamna banci naluken musuhna e. Batu kalimbawangna e melesit ndempar perdempaken Goliat si sitikkal ngenca terbuka e seh limberen Goliat dingen guling. I jem Daud ndungi kegeluhen ras kembisaan Goliat nggeleh kerahungna alu pedangna sendiri.
         Tapi labo erkiteken naluken musuh ukurta meriah ntah meganjang. Ermeriah erkiteken gelarndu enggo isuratken (Oge: Luk. 10:17-20). Ertina kam enggo ipake Dibata.
         Ula mbiar, sebab Dibata tetap ngkelini kita (oge: Jesaya 43:1-7). Gegeh kinitekenta mabai kita sue bagi isuruh Dibata. Kemenangen me si kerajangta erkiteken makeken senjata gegeh kiniteken.
         Nen Goliat, nen Namrud ibas Pustaka. Kuga hebatna Hitler, tentera Jepang paksa PD.II. Nen G.30 S/PKI, Komunisme internasional. kerina e erpenalemken gegehna saja, jadina kerina lenyap la nai erbeteh.
         Tangkas dage man banta, kita kalak Kristen lit senjatanta si ampuh. Ngasup naluken kalak si megombang man Dibata. Alu gegeh kinitekenta nge ngerintak ku kebenaren Tuhan. Mpersada kita sikeleng-kelengen.
         Si nggeluhken geluhna alu gegeh kiniteken, ipake Dibata guna kemulianNa. Sangap me kam. Amin.

Pertoton                  :     Tuhan pakekenlah kami guna kemuliaNdu. Amin
Pokok Pikiren        :     Gegeh kiniteken naruhken kegeluhenta ku kemalamen ate.
Doa Syafat             :     Kalak si tertindas erkiteken kiniteken.
                                                                                                            Y. Sinuraya

Selasa, 08 Mei 2012

TUMBUH LEWAT PERSEKUTUAN


AddThis Social Bookmark Button
Baca: Kolose 3:5-17

...Sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran (Kolose 3:12)


Bacaan Alkitab Setahun:
Kejadian 38-40


Setelah dibaptis, Pakhomius serius ingin bertumbuh. “Bertapalah. Itu cara terampuh,” nasihat seorang biarawan. Di tahun 315 M, tradisi bertapa memang marak. Orang memisahkan diri dari masyarakat yang korup. Menyendiri di gurun. Berdoa dan puasa. Setelah mencoba, Pakhomius merasa itu tidak tepat. “Bagaimana bisa belajar rendah hati, jika hidup sendiri? Bagaimana belajar bersabar, tanpa menjumpai sesama?” Ia pun berhenti bertapa dan mengembangkan spiritualitas persekutuan. Menurutnya, orang bertumbuh dalam pergaulan, bukan kesendirian.

Paulus memotret sifat-sifat manusia baru, antara lain: belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran (ayat 12). Ini buah kehidupan bersama. Belas kasihan dan kemurahan muncul saat melihat kebutuhan sesama. Kerendahan hati terbentuk saat menjumpai kelebihan orang lain. Kelemahlembutan dan kesabaran teruji saat berhadapan dengan hal-hal yang menyakitkan. Jemaat Kolose terdiri dari berbagai macam orang yang disatukan dalam kasih Kristus (ayat 11). Orang-orang “sulit” jelas ada (ayat 13). Namun, mereka diminta tetap bersatu (ayat 14). Tidak meninggalkan persekutuan. Di situlah terjadi proses pembentukan. Lewat konflik, orang saling menegur dan bertumbuh (ayat15-16).

Adakah orang yang kerap menjengkelkan Anda? Atau, Anda kecewa dengan perilaku orang-orang sulit di gereja? Ingatlah bahwa melalui mereka, sifat-sifat Anda kian diasah dan dibentuk Tuhan sebagai orang-orang pilihan-Nya. Jadi, bertahanlah! Sambut pembentukan Tuhan melalui persekutuan dengan hati bersyukur! —JTI

TANPA BELAJAR HIDUP SEHATI
TIADA PERTUMBUHAN IMAN SEJATI

Senin, 07 Mei 2012

“TETAPI” YANG KUDUS


AddThis Social Bookmark Button
Baca: Habakuk 3

... namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. (Habakuk 3:18)


Bacaan Alkitab Setahun:
Mazmur 25, 29, 33, 36, 39


Rasanya kita kerap mendengar pernyataan seperti ini, “Pak Pendeta A itu sebenarnya pintar, tetapi khotbahnya sulit dimengerti.” Awalnya pujian, ujungnya kritikan, dijembatani kata sambung tetapi. Orang itu bermaksud mengkritik, tetapi menghaluskannya dengan melontarkan pujian dulu. Maksud utamanya ya pernyataan sesudah kata tetapi itu: kritikan.

Alkitab juga banyak memuat “jembatan “tetapi”, namun dengan maksud yang sama sekali berbeda. Ratapan Habakuk, misalnya. Nabi ini meratapi kondisi bangsanya yang memprihatinkan. Ia tidak menyanggah kenyataan kasat mata yang memilukan dan mengecewakan di sekitarnya. Pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang (ayat 17). Hanya saja, ia tidak berkutat di situ. Dengan meniti “jembatan tetapi”, ia mengarahkan pandangan pada penyelamatan dan pemeliharaan Allah: “... namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan” (ayat 18). Kita dapat menyebutnya sebagai “tetapi yang kudus” dan kita dapat menerapkannya dalam keseharian kita.

Anda menghadapi kondisi yang mengecewakan, tidak sesuai dengan harapan Anda? Anda tidak perlu melarikan diri dari kenyataan ini; Anda hanya perlu meniti “jembatan tetapi” untuk mengarahkan pandangan pada kebenaran Allah. Misalnya, “Tuhan, aku sulit mengampuni si A dan aku tahu aku tidak mampu mengampuninya dengan kekuatanku sendiri. Tetapi, kasih-Mu begitu besar dan tidak terbatas. Alirkanlah kasih-Mu itu melalui diriku.” Maka, seperti terang mengusir kegelapan, kebenaran Allah yang kekal pada akhirnya akan menelan kenyataan yang fana.—ARS

HADAPI KENYATAAN HIDUP
DENGAN BERFOKUS PADA KEBENARAN TUHAN


Rabu, 02 Mei 2012

Kepahitan

Kepahitan merugikan diri sendiri...



Pernahkah Anda dilukai oleh orang lain dimasa lalu?
Jika ya, sudahkah Anda telah terlepas dari rasa sakit ? atau luka tersebut terus tertoreh di dalam hati Anda?

Disakiti atau diperlakukan tidak adil merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Yang menjadi masalah adalah bagaimana kita menyikapi diri kita bila hal tersebut terjadi dalam kehidupan kita.

Saat disakiti kita dapat memilih untuk terus mencengkeram rasa sakit dan menjadi pahit hati. Hidup kita

Selasa, 01 Mei 2012

Cinta Sejati


Inspirational Story for couple :)

Pada suatu hari Aristoteles bertanya pd Gurunya : "Apakah Cinta Sejati itu?"
Guru:  Berjalanlah lurus di taman Bunga yg Luas, Petiklah 1 bunga yg Terindah menurutmu, Dan jangan pernah berbalik ke belakang !
Kemudian Aristoteles melaksanakannya dan kembali dgn tangan hampa..
Guru: mana Bunganya?

Aristotles menjawab: Aku tidak bisa mendapatkannya, sebenarnya aku telah menemukannya, tapi aku

Kamis, 26 April 2012

Lebih Mudah Mana?

Ketika aku berpikir negatif pada seseorang.

Tanpa sadar, aku telah menghakimi orang itu.

Lebih mudah mana?
Berusaha menyingkirkan semua kerikil tajam di setiap jalanan,
atau memakai sepatu agar kaki kita tidak terluka.

Lebih mungkin mana?
Berusaha mensteril semua tempat agar tak ada kuman
atau memperkuat daya tahan tubuh kita sendiri..?

Lebih mudah mana?

Rabu, 25 April 2012

Cinta anda ditolak? Bersyukurlah.



Bersyukurlah ketika anda ditolak. Jelas yang saya maksud bukan, “sukurin!” Kenapa mengutuk selagi bisa mengucap berkat? (Lukas 6:31) Syukur yang saya maksudkan di sini adalah bersyukur dalam arti yang sebenarnya.
Mengapa perlu bersyukur ketika anda ditolak?

1. Untuk mensyukuri bahwa anda setidaknya tahu bahwa dia bukanlah jodoh anda, mengetahui ini bukanlah waktu yang tepat untuk anda melangsungkan hubungan dengannya, atau bahkan mungkin itu bukanlah lokasi ‘penembakan’ yang tepat untuk anda. Kita seharusnya bersyukur karena walaupun mungkin

PENYESALAN YANG BENAR

AddThis Social Bookmark Button
Baca: Matius 27:1-10

Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia ... lalu pergi dari situ dan menggantung diri. (Matius 27:3,5)


Bacaan Alkitab Setahun:
Mazmur 73, 77-78


Pernahkah Anda merasa bersalah dan menyesal setengah mati setelah melakukan sesuatu? Saya cukup sering mengalaminya. Seringkali rasa sesal itu begitu kuat mencengkeram saya sehingga sepanjang hari saya

Selasa, 24 April 2012

AddThis Social Bookmark Button
Baca: 1 Korintus 1:10-17

Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. (1 Korintus 1:10)


Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tawarikh 3-5


Perselisihan di dalam komunitas orang percaya? “Ah, sudah biasa,” kata seorang teman. Jemaat Tuhan kan tidak terdiri dari para malaikat, tetapi orang-orang berdosa yang sudah diampuni? Ya, benar. Namun, kalau perselisihan tidak diselesaikan, apalagi perpecahan dihasilkan, bukankah hal itu menyedihkan?